Minggu, 15 Mei 2011

Mengenal lebih dalam suku tengger

Mengenal Suku Tengger

Suku Tengger yang beragama Hindu hidup di wilayah Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Pada tahun 1985 jumlah mereka sekitar 40 ribu.
http://yusri.site90.net/images/petakab.png
Ada banyak makna yang dikandung dari kata Tengger. Secara etimologis, Tengger berarti berdiri tegak, diam tanpa bergerak (Jawa). Bila dikaitkan dengan adat dan kepercayaan, arti tengger adalah tengering budi luhur. Artinya tanda bahwa warganya memiliki budi luhur.

Makna lainnya adalah: daerah pegunungan. Tengger memang berada pada lereng pegunungan Tengger dan Semeru. Ada pula pengaitan tengger dengan mitos masyarakat tentang suami istri cikal bakal penghuni wilayah Tengger, yakni Rara Anteng dan Joko Seger. Selain itu, di wilayah ini terdapat pula cerita tentang Sejarah Gunung Batok, Lautan Pasir, Kawah Bromo. Kisah lainnya menyangkut Ajisaka aksara Jawa, juga kisah Klambi Antrakusuma.

http://blog.beswandjarum.com/margareta/files/2009/05/grebek-sewu4.jpg

Sejarah Tengger dari sisi ilmiah erat kaitannya dengan Prasasti Tengger bertahun 851 Saka (929 Masehi), diperkuat Prasasti Penanjakan bertahun 1324 Saka (1402 Masehi). Disebutkan sebuah desa bernama Wandalit yang terletak dipegunungan Tengger dihuni oleh Hulun Hyang (hamba Tuhan = orang-orang yang taat beragama) yang daerah sekitarnya disebut hila-hila (Suci). Karena itulah kawasan Tengger merupakan tanah perdikan istimewa yang dibebaskan dari pembayaran pajak oleh pusat pemerintahan di Majapahit. Masyarakat Tengger dikenal luas beragama Hindu, berpadu dengan kepercayaan tradisional. Hindu masyarakat Tengger berbeda dengan Hindu di Bali.
 
Perbedaannya antara lain, Hindu Tengger tidak mengenal ngaben sebagai upacara kematian sebagaimana di Bali.


Kaum Tengger dikenal taat beribadah dan menjalankan adat istiadat dengan baik. Tak heran banyak cerita lama, mitos, dan legenda dari daerah ini.ilmuwan Asing pun juga menelusuri sejarah Masyarakat Tengger. Masyarakat Tengger menghayati sesanti “Titi Luri” ((“Titi Luri”, berarti mengikuti jejak para leluhur atau meneruskan Agama, Kepercayaan dan Adat-istiadat nenek moyang secara turun temurun). Jadi Setiap upacara dilakukan tanpa perubahan, persis seperti yang dilaksanakan oleh para leluhurnya berabad-abad yang lalu Masyarakat Tengger dikenal jujur, patuh, dan rajin bekerja. Mereka hidup sederhana, tenteram, dan damai. Tidak terbatas laki-laki, namun wanitapun juga, yang dewasa maupun anak-anak, semua berkain sarung.

http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQNtINBTYZHBN-uf6lU-cFCV0e3j1XW2h0CA_yt8NY7Tg19qQU&t=1&usg=__pq_c-126gxR4IDBrzIviP6YeMVk=

Kepala kelompok-kelompok masyarakat disebut Dukun. Dukun sebagai pimpinan Agama sekaligus sebagai Kepala Adat, bertugas dan pertanggung jawab memimpin upacara-upacara adat. Dalam menunaikan tugasnya, Dukun dibantu oleh beberapa orang petugas yaitu:

Wong Sepuh, bertugas sebagai pembantu dalam menyiapkan sesaji upacara-upacara kematian.
Legen, bertugas membantumempersiapkan peralatan dan sesaji pada upacara perkimpoian.

Dukun Sunat, bertugas melaksanakan khitanan anak laki-laki menjelang umur remaja. Khitan bagi anak laki-laki Tengger berbeda dengan khitan dalam Agama Islam. Khitan anak laki-laki Tengger hanya sekedar memotong sedikit kulit ujung penis.

Dukun Bayi, bertugas menolong ibu yang akan melahirkan.





Orang Tengger Mereka berbahasa Jawa Tengger, agak berbeda dengan bahasa Jawa umumnya di Jawa Timur. Mereka mengenal semedi, puasa ngebleng (tidak makan tidak minum sama sekali), puasa mutih (hanya makan nasi putih dan air putih saja), yang biasa dilakukan oleh orang Jawa pada masa lalu.

Dasar perhitungan yang digunakan untuk tanggal, bulan dan nama hari, nama bulan bersifat khas dan berlaku khusus bagi masyarakat Hindu di Tengger. Meskipun sebulan berjumlah 30 hari seperti pada umumnya, Masyarakat Tengger hanya mengenal tanggal 1 sampai tanggal 15. Selanjutnya untuk tanggal 16 sampai tanggal 30 disebut panglong 1 sampaipanglong 15. Jadi perhitungan tanggal didasarkan pada munculnya bulan.
Sabit hingga Bulan Penuh (Purnama). Tatkala bulan berjalan susut
(berkurang) yaitu sejak tanggal 16 sampai dengan 30 disebut panglong. Urutan nama hari ia-lah : 

1. Soma (Senin)
2. Anggara (Selasa)
3. Budha (Rabu)
4. Wrespati (Kamis)
5. Sukra (Jum’at)
6. Tumpek (Sabtu)
7. Radite (Minggu). 

Perhitungan tahun yang dipergunakan adalah Tahun Caka (Saka), 1 Tahun 354 hari terbagi atas 12 Bulan dengan nama-nama bulan sebagai berikut :
1.Bulan Kasa 
2. Bulan Karo
3. Bulan Katiga
4. Bulan Kapat
5. Bulan Kalima
6. Bulan Kanem
7. Bulan Kapitu
8. Bulan Kawolu
9. Bulan Kasanga
10.Bulan Kasepuluh
11. Bulan Desta
12. Bulan Kasada.











http://krishnabalagita.files.wordpress.com/2009/09/kasada.jpg

http://anggarizkiekayana.files.wordpress.com/2008/08/map-bromo-tengger-semeru.jpg



Related Post:

Read more: Pasang Related Post (baca juga yang lain nya)Dengan Fungsi Scroll | ALI BLOGGERS COMMUNITY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

boss-mails.com
silvanamails.net
200euromails.net